Senin, 02 Agustus 2021

Menulis Buku, Susah?

 


Menulis buku bukan hal sulit. Tapi bukan pula hal mudah bagi sebagian orang. Sebenarnya menulis buku itu bisa dibuat asal ada motivasi besar pada kita. Menulis  apapun harus diawali dari motivasi besar. Seberapa sering kita mengikuti pelatihan, jika nihil produk tentu sama saja. Justru, bagaimana kita bisa memompa motivasi diri bisa melalui komunitas maupun studi literatur. Menulis hakikatnya keterampilan yang bisa diasah. Artinya siapapun dengan latar belakang apapun bisa untuk menulis.

Nah, sekarang bagaimana menulis buku itu?Menulis buku itu sama sebuah aktivitas menulis. Misalnya saat kita menulis makalah, artikel, opini, feature, menulis di medsos dan sebagainya. Untuk bisa menulis dengan lancar kita harus paham langkah menulis. 

  1. Menentukan jenis buku apa yang akan kita tulis. Jenis buku yang bisa ditulis yaitu buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi misalnya cerita pendek(cerpen), novel, puisi, drama ,dan sejenisnya. Sedangkan buku non fiksi contohnya buku teks pelajaran, buku pengayaan,buku hasil penelitian,biografi , kamus, ensiklopedia, dan sejenisnya.
  2. Selanjutnya memahami tahapan menulis. Ada pra menulis, kegiatan menulis, dan pasca menulis.Nah, dalam memulai pra menulis, termasuk di dalamnya menentukan topik, melakukan riset, baik berupa penelitian, maupun riset literatur di perpusatakaan. Setelah itu, menyusun outline atau kerangka tulisan. Bagi penulis pemula, membuat kerangka ini cukup penting. Kerangka tulisan berfungsi untuk membuat alur cerita atau alur tulisan yang runtut. 
  3. Berikutnya jika mau menulis buku fiksi semisal cerpen, atau novel, maka kita harus menyusun sinopsis cerita lebih dulu. Mengapa?Karena sinopsis akan membantu alur cerita yang menarik. Memahami alur cerita merupakan hal penting. Seperti kita pahami, alur cerita ada alur maju, mundur, dan maju muncur atau campuran.
  4. Studi literatur juga berperan penting. Seorang penulis yang akan menulis, pasti melakukan riset. Meski sekadar riset literatur. Jika bahan-bahan tersebut sudah tercukupi, maka langkah selanjutnya adalah menulis buku. Apalagi buku non fiksi, harus menyiapkan bahan yang cukup agar dalam aktivitas menulis kita tidak bingung. Mengapa sering seorang penulis mengalaman writing block?Karena mereka tidak memahami topik yang ditulis, tidak membuat kerangka yang bagus, dan nihil literatur atau bahan.
  5. Selain memahami kerangka dan alur menulis, penulis pemula juga harus memahami aturan ejaan baku, tanda baca, tata kamus. Hal tersebut penting karena untuk membekali kemampuan kognitif kita. Tidak serta merta menulis tapi mengabaikan ketentuan tata bahasa baku. Jika mau menulis buku non fiksi tentu harus paham hal tersebut, Sedikit berbeda dengan buku fiksi, kebebasan bermain diksi lebih maksimal. 
  6. Memahami karakteristik buku. Setiap buku memiliki karakteristik.Termasuk bagian, kompoisi, dan proporsional naskah buku. Jumlah kata, karakter, ukuran kertas, grafis dan sebagainya.
  7. Menguasai teknik penyuntingan. Penulis bisa melakukan swasunting apabila sudah selesai menulis. Sebelum naskah diserahkan editor sebuah penerbit, penulis wajib melakukan swasunting agar kesalahan terkecil bisa diperbaiki. 
  8. Sabar dalam menulis. Sikap sabar sebagai penulis harus dimiliki. Sabar jika belum selesai. Sabar jika harus merevisi tulisan kita dari penerbit. Jangan merasa diri kita bodoh atau salah dalam menulis. Dalam menulis tidak ada salah dan benar. Semua bisa ditulis dan semua benar pada persepektif yang berbeda.
Nah, itu sedikit trik menulis buku. Jadi hampir sama dengan aktvitas menulis lainnya. Kuncinya pada diri kita, mau menulis atau sekadar membaca?Yuk, wariskan ilmu kita melalui tulisan. Biarkan tulisan kita menemukan sendiri pembacanya. 

ARTIKEL

Hebat, Siswa SMP 17 Semarang Raih Juara 2 Lomba Tari Kreasi

 Siswi SMP 17 Semarang, berhasil meraih juara 2 lomba tari kreasi. Lomba diadakan oleh SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. Kegiatan diadakan ...